Thursday, February 6, 2014

Keberhasilan WNI Asal Timor-Timur di Indonesia

Timor-Timur memang sudah memisahkan diri dari NKRI pada tahun 1999 setelah sebelumnya diadakan Jajak Pendapat oleh PBB yang dimenangkan oleh kelompok Pro Kemerdekaan. Provinsi ini lebih memilih untuk berpisah setelah berintegrasi dengan NKRI selama 23 tahun. Daerah ini resmi menjadi sebuah Negara yang berdaulat pada tahun 2002 dengan nama Timor Leste. Lepasnya provinsi ke-27  NKRI ini sebenarnya sangat disayangkan karena pengorbanan yang telah dilakukan selama wilayah ini masih bergabung dengan NKRI. Dengan lepasnya wilayah ini menyebabkan banyak eksodus warga Timor-Timur baik pendatang maupun penduduk asli ke wilayah Indonesia terutama ke wilayah Nusa Tenggara Timur. 
Tidak sedikit penduduk asli Timor-Timur yang kemudian tetap menjadi WNI dan tinggal di sekitar wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Kini setelah lima belas tahun meninggalkan tanah kelahiran mereka, kehidupan  WNI asal Timor-Timur sebagian besar masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Banyak pula yang masih di tinggal di barak-barak pengungsian dengan kondisi sarana dan prasarana yang seadanya. Namun tidak semua kehidupan WNI asal Timor-Timur berada dalam kondisi yang buruk, ada pula WNI asal Timor-Timur yang terbilang cukup sukses di Indonesia. mereka berasal dari berbagai latar belakang mulai dari bidang militer sampai politik.
Berikut ini adalah beberapa WNI asal Timor-Timur yang bisa dikatakan berhasil di dalam berbagai bidang, untuk bidang militer ada tulisan tersendiri yang berjudul "Perwira TNI/POLRI Putra Daerah Timor-Timur".

1. Fransisco Xavier Lopes da Cruz
Saat Timor-Timur masih bergabung dengan Indonesia, ia pernah menjadi Wakil Gubernur Timor-Timur dan juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan menjadi Dubes Keliling. Pasca lepasnya Timor-Timur ia selanjutnya ditugaskan sebagai Dubes RI di Yunani dan Portugal.

2. Tito dos Santos Baptista
Pria satu ini berkarir di Kementerian Luar Negeri RI dan pernah menjabat sebagai Konjen RI di Mumbay, India. Kini ia telah menempati posisi barunya sebagai Duta Besar RI untuk Mozambique. Ia merupakan orang Timor-Timur ke-4 yang diangkat menjadi Dubes setelah sebelumnya ada Mario Viegas Carrascalao Dubes RI untuk Rumania, FX Lopes da Cruz Dubes RI untuk Portugal dan Jose Antonio Tavares Dubes RI untuk Selandia Baru dan Samoa.

3. Jose Antonio Morato Tavares
Pria kelahiran Balibo ini merupakan putra dari tokoh Pro Integrasi yaitu Joao Tavares. Ia sendiri berkarir di Kementerian Luar Negeri RI dan pernah menjabat sebagai Direktur Polkam ASEAN Kemlu. Kini ia telah menempati posisi barunya sebagai Duta Besar RI untuk Selandia Baru dan Samoa. Ia merupakan orang Timor-Timur ke-3 yang diangkat menjadi Dubes setelah sebelumnya ada Mario Viegas Carrascalao Dubes RI untuk Rumania dan FX Lopes da Cruz Dubes RI untuk Portugal. Selanjutnya ia kembali bertugas di Kemlu sebagai Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri dan kini ia diagkat menjadi Duta Besar RI untuk Rusia.

4. Carlos de Fatima
Ia merupakan salah satu tokoh Pro Integrasi ketika Timor-Timur masih berintegrasi dengan Indonesia. Ia sendiri merupakan seorang  PNS dan pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Sumba Timur, kini ia menjabat sebagai Asisten Pengawas Kejati Nusa Tenggara Timur.

5. Basilio Araujo
Ia termasuk salah satu tokoh Pro Integrasi yang juga ikut berjuang agar Timor-Timur tetap dalam bingkai NKRI. Ia sendiri menamatkan S2 nya di Inggris dan pasca berpisahnya Timor-Timur ia pernah menempati posisi sebagai Kepala Divisi Kerjasama Organisasi Internasional Kementerian Dalam Negeri RI. Selanjutnya ia pernah bertugas sebagai Asisten Deputi Koordinator Bidang Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Maritim RI dan kini ia bertugas sebagai Deputi Koordinasi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi RI.
 
Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lindungi Nelayan Indonesia dari Perbudakan, Pemerintah Gandeng ILO ", https://money.kompas.com/read/2019/09/28/113400226/lindungi-nelayan-indonesia-dari-perbudakan-pemerintah-gandeng-ilo-.
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lindungi Nelayan Indonesia dari Perbudakan, Pemerintah Gandeng ILO ", https://money.kompas.com/read/2019/09/28/113400226/lindungi-nelayan-indonesia-dari-perbudakan-pemerintah-gandeng-ilo-.
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

6. Armindo Soares Mariano
Pria kelahiran Viqueque ini adalah salah satu tokoh Pro Integrasi  dan juga tokoh Golkar Timor-Timur yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Tingkat I Timor-Timur terakhir. Setelah menetap di Nusa Tenggara Timur pasca lepasnya Timor-Timur, ia sempat menjadi anggota DPRD NTT dan kini ia menjadi pengurus partai Gerindra Nusa Tenggara Timur.

7. Eurico Gutteres
Salah satu tokoh legendaris Pro Integrasi yang pernah menjabat sebagai wakil komandan PPI ini sudah tidak diragukan lagi kesetiaan terhadap NKRI. Kini setelah lepasnya Timor-Timur ia pun menetap di NTT bersama para WNI asal Tim-Tim lainnya. Ia sempat menjadi Ketua DPD PAN Nusa Tenggara Timur dan kini mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dari Provinsi NTT serta sempat pula menjadi ketua UNTAS yang merupakan organisasi yang mewadahi masyarakat eks Timor-Timur. Kini ia menjadi ketua umum organisasi Front Pembela Merah Putih. Eurico Gutteres pada tahun 2021 mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

8. Florencio Mario Vieira
Tokoh muda kelahiran Lospalos ini tidak diragukan lagi kesetiaannya terhadap NKRI. Anak dari Claudio Vieira yang juga mantan Bupati Lospalos pertama ini kini mencalonkan diri menjadi Caleg DPR RI dari partai Gerindra untuk wilayah Provinsi NTT. kini ia menjadi pengurus partai Gerindra Nusa Tenggara Timur.
 
9. Alfredo do Carmo
Tokoh kelahiran Timor-Timur ini banyak menghabiskan karir di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora ) RI. Beberapa jabatan pernah dipegang diantaranya yaitu Kepala Bidang Olahraga Tradisional Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)  dan Kepala Bidang Pariwisata dan Maritim Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)  dan kini ia bertugas sebagai Kabid Standardisasi pada Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan.
 
Sebenarnya masih banyak lagi tokoh-tokoh asal Timor-Timur yang terbilang sukses di Indonesia, namun hanya sebagian saja yang bisa dibagikan kepada para pembaca. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca sekalian….

Kunjungan Bersama Siswa ke Bandung

Hari Kamis tanggal 30 Januari 2014 kemarin, saya baru saja melakukan kunjungan ke Universitas Padjadjaran di daerah Jatinangor bersama dengan anak-anak SMA di lembaga bimbingan belajar dimana saya mengajar. Kunjungan semacam ini memang acara tahunan yang biasa dilakukan oleh lembaga Bimbel dimana saya mengajar yaitu Primagama. Acara yang diberi nama “Visiting to University” ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa di lembaga bimbel ini tentang universitas yang dikunjungi. Dalam kunjungan ke Unpad ini kami mengunjungi dua fakultas yaitu F-MIPA dan Fakultas Kedokteran yang letaknya bersebelahan.

Dalam persiapan menuju Bandung ini saya sendiri sampai menginap di Primagama agar tidak telat datang ke lokasi, maklum karena memang rumah saya sedikit di pelosok. Saya menginap dengan Kacab saya yaitu pak iwan di Primagama BSD dari yang awalnya menginap di Primagama Jatiuwung. Saya pun berangkat menggunakan motor ke BSD menggunakan motor pak Iwan Jam setengah empat pagi kami pun berangkat ke lokasi keberangkatan menggunakan mobil menuju Jatiuwung.

Acara kunjungan ini sendiri diikuti oleh beberapa cabang Primagama dari Tangerang dan juga Bekasi. Saya sendiri berasal dari Primagama cabang Sangiang dan Jatiuwung dan diberi tugas untuk mendampingi siswa-siswa dari cabang itu. Kami sendiri berangkat dari tangerang sekitar pukul setengah enam pagi, padahal jadwal keberangkatan kami yang sebenarnya adalah jam lima kurang seperapat. Karena jalan tol di Cipularang amblas maka kami pun disuruh untuk berangkat pagi sekali. Namun sebelum berangkat karena bis yang kami gunakan penuh maka siswa dari sangiang terpaksa dipindahkan ke mobil Primagama dan berangkat dengan kepala cabang kami. Bis yang kami gunakan ternyata digunakan pula oleh siswa dari cabang Pasar Kemis dan Kotabumi dengan pendampingnya yaitu Kang Keni dan Mbak Nisa. Saya sendiri kemudian tetap di bis untuk mendampingi siswa dari Jatiuwung. 

Dalam perjalanan ternyata kami menemui banyak titik kemacetan maklum karena jam-jam seperti  itu adalah jam masuk kerja. Di dalam perjalanan saya sendiri tidak banyak berbicara karena memang masih dalam keadaan mengantuk karena pengaruh semalam bahkan sesekali saya pun tertidur. Begitu memasuki jalan tol Cipularang ternyata bis kami dialihkan menuju cikampek kemudian lanjut ke Sadang. Ternyata di jalur ini macetnya pun padat merayap sehingga kami pun telat sampai di Unpad, padahal kami harus tiba sekitar pukul sepuluh pagi. Namun kami baru tiba sekitar pukul setengah satu siang sehingga kunjungan ke F-MIPA pun tidak kami ikuti.
kami sendiri hanya kebagian melakukan kunjungan di Fakultas Kedokteran saja namun itu tidak mengurangi rasa antusias kami terhadap kunjungan ini. Kami pun mendengar penjelasan tentang FK Unpad dari perwakilan FK tersebut setelah itu kami pun diajak melihat ruang lab dan ruang anatomi. Mendengar penjelasan dari perwakilan FK tersebut saya menilai bahwa FK Unpad adalah salah satu FK terbaik di Indonesia. kunjungan ke FK ini adalah kunjungan terakhir di Unpad karena setelah itu kami pun bersiap untuk pulang.

Sebelum pulang kami berkunjung dulu ke Cihampelas tapi tunggu dulu ini bukan kunjungan ke Universitas seperti tadi melainkan kunjungan ke tempat belanja, hehehe…. Saya pun tidak mau ketinggalan juga  untuk berbelanja seperti anak-anak. Setelah berbelanja sekitar jam enam kami pun pulang kembali ke Tangerang dengan perasaan yang senang tentunya.
Buat saya pribadi acara semacam ini adalah yang pertama saya ikuti, karena memang saya sendiri baru satu bulan mengajar di tempat ini. Jadi baru saja masuk, saya ternyata sudah diajak untuk berpartisipasi dalam acara kunjungan ini dan saya sangat senang sekali tentunya. Terlebih lagi saya pun belum pernah ke Unpad dan jalan-jalan ke kota Bandung jadi. Namun yang paling utama adalah saya bisa sedikit berpartisipasi dalam acara yang dilakukan oleh Primagama ini dimana saya sekarang mengajar di tempat ini.

Monday, January 27, 2014

Dunia Blog


Salam Kenal..!!

Pertama kali terjun di dunia Blog ini, saya sudah menerbitkan satu tulisan saya tentang Perjalanan ke Bojongkokosan di Sukabumi. Namun saya merasa ada yang kurang dalam blog saya ini karena saya belum memperkenalkan diri saya secara lebih lanjut kepada kalian semua, hehehe… (sok penting banget yah). Baiklah sekarang saya akan memperkenalkan diri saya yang sebenarnya.

Nama saya adalah Muhamad Alfian Nugraha Fauzi, nama yang terbilang cukup panjang bahkan teman-teman mengatakan kepada saya “kenapa  namamu panjang? karena kamu lahir di atas kereta api” hehehe… (ada-ada saja mereka), tapi sebenarnya cukup panggil nama saya Alfian saja. Saya lahir di sebuah kota di bagian timur Jawa Barat tepatnya di Tasikmalaya di kampung nenek saya 23 tahun yang lalu. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan semuanya adalah laki-laki.. yah mirip keluarga Ahmad Dhani gitu deh, hehehe.. 

Setelah lahir saya pun dibawa oleh orang tua saya ke Jakarta dan empat bulan kemudian saya dibawa lagi ke kota Dili, Timor-Timur (Sekarang Timor Leste). Disinilah sebenarnya awal dari pengalaman hidup saya yang selalu berpindah-pindah.  Di Timor-Timur saya tinggal selama 10 tahun, tepatnya di wilayah Kampung Alor, Pantai Kelapa dan terakhir di Tasitolu. Saya pun sempat bersekolah hingga kelas 4 SD di SDN 7 Dili (sekarang Escola Primeira no5 Dili) kami sekeluarga meninggalkan Timor-Timur ketika diadakannya Jajak Pendapat yang dimenangkan oleh kelompok pro kemerdekaan. Ada rasa sedih begitu meninggalkan Timor-Timur karena memang sudah terjadi suatu ikatan batin yang begitu kuat dengan daerah ini.

Setelah itu saya bersekolah di Bogor tepatnya di SDN 2 Pabuaran yang berada di kampung bapak saya. Hanya sampai cawu 1 kemudian saya bersekolah lagi di Tangerang  tepatnya di SDN 4 Sarakan. Di Tangerang lah kemudian saya tinggal hingga kini. Ketika masuk SMP saya bersekolah di SMPN 1 Sepatan begitupun ketika SMA saya bersekolah di SMAN 1 Sepatan. Pada tahun 2008 saat lulus SMA saya mengikuti tes Snmptn, ternyata saya pun masuk PTN pilihan saya yaitu Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tepatnya di jurusan sejarah. 

Saat kuliah di UNJ untuk pertama kalinya saya harus hidup terpisah dengan orang tua.. biasalah hidup jadi anak kost, hehehe… kost pertama saya dan terakhir letaknya di Pulo Gadung dekat dengan terminal.. jadi pagi kuliah malam jadi anak terminal, hehehe.. kuliah di UNJ berarti saya bertemu dengan teman yang baru pula, jalinan persahabatan pun masih kami jalin hingga kini walaupun saya sudah lulus kuliah. Kemudian diajari oleh dosen-dosen yang mantap pula, hehe.. Intinya.. Selama berkuliah di UNJ ini saya mendapatkan begitu banyak hal yang buat saya pribadi sangat bermanfaat dan juga berkesan, diantaranya dalam hal akademis dan juga persahabatan. Pokoknya pengalaman selama berkuliah di UNJ adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan. Dan kini angin membawa saya untuk menjadi pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar di daerah Sangiang Tangerang

Itulah sekelumit perkenalan diri saya, sekian dan terima kasih..

Tuesday, January 21, 2014

Perjalanan Tak Sengaja ke Bojong Kokosan

Pada saat Idul Adha kemarin saya dan keluarga berkunjung ke Sukabumi untuk merayakan lebaran haji disana sekaligus mengunjungi keluarga ayah saya. Maklum sudah hampir tiga tahun kami sekeluarga tidak mengunjungi saudara kami di Sukabumi tepatnya di daerah Cibadak. Saya jelas sangat senang  sekali begitu tahu kami akan ke Sukabumi, soalnya bisa sambil jalan-jalan juga disana, hehehe…. Kami berada di Sukabumi selama dua hari satu malam dan berangkat dari rumah di Tangerang sehari sebelum lebaran, kami pun menginap di rumah uwa. Besoknya kami pun shalat ied di salah satu masjid di daerah Karang Tengah, Cibadak. Saya begitu senang bisa shalat ied di Sukabumi karena udaranya sejuk, maklum kami shalat di lapangan jadi udara pun begitu terasa sejuk. Selain itu yang bikin senang salah satunya adalah mojang Sukabumi anu geulis pisan yang pada ikut shalat juga, hehe….



Setelah selesai shalat saya dan keluarga kemudian pulang ke rumah untuk siap-siap menuju ke rumah saudara yang lain sekalian mau lihat sapi dipotong. Bayangan saya dari sejak di Tangerang adalah ingin jalan-jalan setiba di Sukabumi. Tapi ternyata semuanya batal karena sapi yang dipotong tak kunjung dipotong hingga siang hari sehingga kami pun batal untuk jalan-jalan ke tempat wisata di Sukabumi yang terkenal yaitu Pelabuhan Ratu. Rencana tinggal rencana ternyata, singkat cerita perjalanan ke Pelabuhan Ratu pun batal sampai ketika siang harinya kami memutuskan untuk pulang ke Tangerang untuk menghindari macet. Maklum akses menuju Jakarta hanya satu dan sering terkena macet makanya kami memutuskan untuk pulang cepat-cepat. Sebenarnya kesal juga sih kalau dipikir-pikir maksud hati ingin ke Pelabuhan Ratu tapi apalah daya.. ya sudahlaahh..



Ketika dalam perjalanan pulang ke Tangerang, saya teringat akan sebuah situs bersejarah yang  sebelumnya sudah saya ketahui namun belum pernah sekalipun saya kunjungi. Situs bersejarah itu dahulunya adalah lokasi tempat pertempuran antara pejuang kita dengan tentara sekutu/inggris pada tahun 1945. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Peristiwa Bojongkokosan atau Pertempuran Bojongkokosan. Langsung saja saya memberitahu orang tua dan adik saya untuk berkunjung ke lokasi itu dan ternyata mereka semua mengiyakan, saya sangat senang sekali mendengarnya maklum saya ini sangat menyukai sejarah. Setelah beberapa saat kami pun tiba di lokasi tersebut dan langsung masuk ke area situs tersebut. Ternyata lokasi tersebut dijadikan ajang muda-mudi untuk memadu kasih, memang bikin iri saja mereka, hehehe… 

Begitu masuk ke situs tersebut langsung saja saya mengabadikan semua yang ada di lokasi tersebut. Di situs itu terdapat monumen perjuangan ketika menghadapi tentara sekutu pada saat itu kemudian terdapat pula replika tank yang terdapat di area tersebut. Ternyata di lokasi situs tersebut terdapat juga museum yang mempunyai koleksi diantaranya adalah senjata kuno kemudian foto-foto pelaku pertempuran bojongkokosan kemudian diorama pertempuran dan nama-nama pejuang yang gugur dalam peristiwa tersebut. Lokasi situs bojongkokosan tersebut sangat sejuk karena memang terdapat hutan yang dikelola oleh petugas museum, hanya memang ada beberapa yang perlu diperhatikan oleh pemerintah mengenai lokasi situs bersejarah tersebut yang kurang begitu terawat. Mudah-mudahan pemerintah ke depannya dapat memperhatikan situs ini. 



Akhirnya kunjungan saya ke museum pun berakhir setelah sebelumnya melihat-lihat apa saja yang ada di museum tersebut. Kegagalan menuju Pelabuhan Ratu pun terobati dengan berkunjung ke situs Bojongkokosan dan rasa penasaran selama bertahun-tahun pun terlaksana sudah. Saya sekeluarga kemudian meninggalkan lokasi menuju Tangerang kembali dengan perasaan yang senang dan berharap suatu saat bisa kembali berkunjung ke Bojongkokosan lagi.



Para Perwira alumni Akmil & Akpol yang gugur di Poso

Wilayah Poso hingga saat ini masih menjadi daerah operasi yang dilakukan oleh Pasukan TNI/POLRI dalam mengejar sisa pengikut dari gerakan M...