“Disini
kami beristirahat, jaga amanah perjuangan kami”
Sepenggal kalimat yang penuh
dengan makna tentang penghargaan atas sebuah perjuangan, sepenggal kalimat
tersebut kini menjadi pengingat bagi perjuangan para pahlawan yang gugur saat
bertugas di Timor-Timur khususnya yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP)
Seroja Baucau, Timor Leste. Tulisan tersebut berada di monumen yang memuat nama
para prajurit ABRI yang gugur sejumlah 317 nama. Taman Makam Pahlawan (TMP)
Seroja Baucau merupakan satu dari dua makam serupa yang terdapat di Timor Leste
selain Taman Makam Pahlawan (TMP) Seroja Dili. Saat ini kedua Taman Makam
Pahlawan (TMP) tersebut menjadi satu-satunya makam pahlawan Indonesia yang
berada di luar negeri sehingga keberadaannya kini menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat. Kedua makam pahlawan tersebut menjadi tempat peristirahatan
terakhir bagi para prajurit ABRI dan unsur pendukungnya yang gugur sejak masa
integrasi Timor-Timur hingga lepasnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) antara periode tahun 1975-1999.
Saat Timor-Timur masih bergabung
dengan Indonesia sebagai Provinsi ke-27, di seluruh wilayah Provinsi
Timor-Timur yang berjumlah 13 Kabupaten terdapat 11 Taman Makam Pahlawan (TMP)
termasuk TMP Seroja Dili dan Baucau, bahkan di wilayah Kabupaten Baucau pada
saat itu terdapat dua buah TMP yaitu TMP Seroja Kalilara dan Tiulale. Sebelum
lepasnya Timor-Timur dari wilayah NKRI seluruh TMP tersebut dirawat dan dijaga
dengan baik dan setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI selalu dilakukan tabur
bunga di makam-makam tersebut. Gubernur pertama Timor-Timur yaitu Arnaldo dos
Reis Araujo adalah salah satu yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP)
Seroja Dili selain tentunya prajurit ABRI dan unsur pendukungnya, sehingga
seluruh unsur baik institusi sipil dan militer selalu berziarah ke TMP tersebut
setiap tahunnya. Namun pasca lepasnya Timor-Timur dari wilayah Republik
Indonesia menjadi titik balik dari keberadaan TMP yang ada di Timor-Timur
karena keberadaan TMP yang selama ini dirawat dan dijaga dengan baik akhirnya menjadi
terbengkalai karena sudah bukan lagi menjadi bagian dari Indonesia sehingga
tidak ada lagi yang merawat makam-makam tersebut.
Papan nama TMP Seroja Dili |
Pasca berdirinya Negara Timor
Leste pada tahun 2002, praktis hanya TMP Seroja Dili yang masih tetap terawat
dan terjaga dimana pihak Kedubes RI di Timor Leste yang bertugas merawat dan
menjaga melalui bantuan yang diberikan oleh Kementerian Sosial karena anggaran
untuk perawatan seluruh TMP di Indonesia berasal dari Kementerian Sosial. Selain
itu yang memudahkan dalam merawat dan menjaga TMP Seroja Dili adalah lokasinya yang berada di Ibukota Negara Timor Leste sehingga
pihak Kedubes RI di Timor Leste dapat dengan mudah melakukan perawatan terhadap
seluruh makam yang berjumlah 697 buah. Selain mantan Gubernur Timor-Timur
pertama yang dimakamkan di TMP yang berdampingan dengan pemakaman Santa Cruz
ini juga dimakamkan pula prajurit ABRI salah satunya adalah Mayor Inf Balai
Ginting yang berasal dari kesatuan Kopassus dan lulusan Akmil 1972. Saat mantan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Timor Leste, TMP Seroja Dili
menjadi tempat yang dikunjungi oleh presiden untuk berziarah termasuk ke makam
Mayor Inf Balai Ginting yang merupakan senior Presiden SBY semasa di Akademi
Militer. Nasib kurang baik dialami oleh TMP Indonesia lainnya yang tersebar di berbagai
distrik di wilayah Timor Leste karena tidak adanya perawatan sama sekali
terhadap makam-makam tersebut sehingga banyak makam yang rusak serta hilang
nisannya. Pemerintah Timor Leste jelas tidak memiliki tanggung jawab terhadap
perawatan TMP Indonesia di negaranya dan itu tentu merupakan tanggung jawab
pemerintah Republik Indonesia.
Deretan makam di TMP Seroja Dili |
Pengalaman Indonesia yang
memiliki TMP di luar wilayah negaranya pada dasarnya dialami juga oleh Negara lainnya
salah satunya adalah Belanda. TMP bagi para prajurit Belanda dan juga warganya
yang meninggal selama kurun waktu 1942-1949 terdapat pula di Indonesia. Belanda
memiliki tujuh buah makam pahlawan yang tersebar di beberapa kota besar di
pulau Jawa yang disebut dengan nama Ereveld. Tujuh buah TMP tersebut merupakan
hasil relokasi dari berbagai macam tempat di Indonesia yang jumlahnya mencapai
ribuan makam. Perawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhadap TMPnya
di Indonesia dilakukan dengan sangat baik sehingga terlihat indah. Hal inilah
yang juga harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap TMP yang berada di
Timor Leste.
Pada tahun 2017 salah satu TMP Indonesia
yang berada di Distrik Baucau di renovasi oleh pemerintah Republik Indonesia
dalam hal ini ialah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibantu oleh masyarakat
setempat. Renovasi dilakukan terhadap TMP Seroja Kailara yang berjumlah sekitar
317 makam, renovasi ini seolah menjadi sesuatu yang sangat ditunggu mengingat
kondisi TMP tersebut sangat tidak terawat dan dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan serta dipenuhi tumbuhan liar. Renovasi yang dilakukan oleh
satuan zeni TNI-AD ini berhasil merubah TMP Seroja Kailara Baucau menjadi
tempat yang layak untuk disebut sebagai sebuah taman makam pahlawan. Peresmian
TMP ini bersamaan pula dengan kedatangan Panglima TNI yang saat itu masih
dijabat oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan untuk berziarah di
TMP Seroja Baucau dan Dili, perlu diketahui ziarah tersebut merupakan yang
pertama kalinya dilakukan di TMP Seroja Baucau sejak tahun 1999 pasca lepasnya
Timor-Timur. TMP Seroja Kailara atau TMP Seroja Baucau ini merupakan TMP
Indonesia terbesar kedua di Timor Leste setelah TMP Seroja Dili. Beberapa prajurit
ABRI yang dimakamkan di TMP ini adalah teman satu angkatan KSAD Jenderal TNI
Andika Perkasa di Akademi Militer 1987 yaitu Letda Inf M. Syachriel yang
berasal dari Yonif 551/Dibya Tara Yudha selain itu dimakamkan pula Kapten Inf
Drs. Sunkolid Saidi yang bertugas sebagai Pabintal Yonif 512/Cura Tara Yudha
dan merupakan alumni Sepa Wamil. Kedua prajurit ABRI tersebut gugur di Baucau
dan langsung dimakamkan di TMP Seroja Kailara, pada saat itu mengingat
banyaknya prajurit ABRI yang gugur selama bertugas di Timor-Timur maka banyak
diantaranya langsung dimakamkan di Timor-Timur tanpa dibawa kembali ke kampung halaman
masing-masing.
TMP Seroja Kailara Baucau sebelum dan sesudah direnovasi |
Renovasi yang dilakukan di TMP
Seroja Kailara tentunya belum memecahkan semua permasalahan terkait TMP
Indonesia di Timor Leste karena masih ada TMP Indonesia lainnya di berbagai
distrik yang masih dalam kondisi memprihatinkan dan tidak terawat. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan
cara melakukan relokasi makam yang tersebar di beberapa distrik di Timor Leste
tersebut ke TMP yang sudah ditentukan. Hal tersebut telah dibicarakan dengan
pemerintah Timor Leste dan juga pemerintah Republik Indonesia melalui Kedubes
RI di Timor Leste. Kesepakatan mengenai relokasi makam para pahlawan Indonesia
di Timor Leste kemudian disetujui dan dimulai proses relokasi tahap pertama
pada tahun 2019. Lokasi yang sudah ditentukan untuk tempat relokasi tersebut
berada di tiga lokasi yaitu TMP Seroja Dili, TMP Seroja Kailara Baucau dan TMP
Seroja Atambua di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Relokasi tahap pertama ini
berhasil memindahkan makam para pahlawan di TMP Seroja Tiulale Baucau, TMP
Seroja Manatuto dan TMP Seroja Liquisa dimana makam yang berada di TMP Seroja
Tiulale Baucau yang berjumlah 255 buah dipindahkan ke TMP Seroja Kailara Baucau.
Pasca relokasi terhadap makam di TMP Seroja Tiulale maka dibangun sebuah monumen
di lokasi baru yang bertuliskan nama para prajurit ABRI yang gugur, salah
satunya yang dimakamkan di TMP Seroja Tiulale adalah Lettu Inf Ade Suwanda yang
berasal dari kesatuan Kopassus dan alumni Akmil 1983. Selanjutnya relokasi
terhadap TMP Seroja Manatuto yang berjumlah 22 buah serta TMP Seroja Liquisa yang
berjumlah 77 buah dipindahkan ke TMP Seroja Dili. Sedangkan untuk TMP Seroja
Atambua menjadi tempat relokasi bagi makam yang berada di TMP Seroja Suai dan TMP
Seroja Maliana.
Relokasi terhadap TMP Indonesia
lainnya di Timor Leste yang belum dilakukan akan dilanjutkan secara bertahap
sehingga seluruh makam yang berhasil dipindahkan ke tempat relokasi yang telah
ditentukan akan memudahkan pihak keluarga baik yang berada di Indonesia maupun
di Timor Leste untuk berziarah dan tentunya memudahkan dalam hal perawatan
terhadap makam-makam tersebut. namun yang terpenting adalah hal tersebut
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menghargai jasa para pahlawan yang
telah gugur mengorbankan jiwa dan raga demi kepentingan bangsa dan Negara dan
sudah sepatutnya hal tersebut dilakukan sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa
mereka pada saat itu ketika berjuang di Timor-Timur. (M. Alfian Nugraha Fauzi)