Monday, August 23, 2021

Daftar Komandan Upacara Penaikan Bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan setiap tanggal 17 Agustus merupakan sebuah prosesi yang wajib dilaksanakan dimana upacara tersebut dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Istana Merdeka. Upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang diadakan di Istana Merdeka dipimpin langsung oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Dalam kegiatan upacara tersebut terdapat pula Komandan Upacara yang berasal dari unsur TNI/POLRI dengan pangkat Kolonel atau Komisaris Besar. Berikut ini adalah para komandan upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang memimpin upacara pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kombes Pol Paulus Waterpauw (Tahun 2006)

Kombes Pol Paulus Waterpauw merupakan putra asli Papua pertama yang dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2006. Pada saat itu perwira menengah alumni Akpol 1987 ini bertugas sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua. Karir Kombes Pol Paulus Waterpauw selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi adalah menjadi Kapolda Papua dan Kapolda Sumatera Utara. Kini Kombes Pol Paulus Waterpauw sudah memiliki pangkat dengan tiga bintang yaitu Komisaris Jenderal (Komjen) dan bertugas sebagai Kepala Bagian Intelijen dan Keamanan Polri (Kabaintelkam) dan menjadi perwira polri pertama asal Papua yang mencapai pangkat jenderal bintang tiga.

Kolonel Inf Dedi Kusnadi Thamim (Tahun 2007)

Kolonel Inf Dedi Kusnadi Thamim dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2007. Pada saat itu perwira menengah alumni Akmil 1983 ini bertugas sebagai Asisten Operasi Kasdam Jaya. Karir Kolonel Inf Dedi Kusnadi Thamim selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Pangdam III/Siliwangi dan Komandan Kodiklat TNI. Kini Kolonel Inf Dedi Kusnadi Thamim telah pensiun dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal dan setelah memasuki masa pensiun ia masih tetap aktif diantaranya menjadi Ketua Harian Satgas Citarum Harum.

Kolonel Inf I Made Agra (Tahun 2008)

Kolonel Inf I Made Agra dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2008. Pada saat itu perwira menengah alumni Akmil 1985 dan peraih penghargaan Adhi Makayasa ini bertugas sebagai Asisten Operasi Kasdam Jaya. Karir Kolonel Inf I Made Agra selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Kasdam XII/Cenderawasih dan Komandan Pussenif Kodiklat TNI-AD. Namun pada saat menjabat sebagai Komandan Pussenif Kodiklat TNI-AD, ia menghembuskan nafas yang terakhir dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.

Kolonel Inf Agus Sutomo (Tahun 2009)

Kolonel Inf Agus Sutomo dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2009. Pada saat itu perwira menengah alumni Akmil 1984 ini bertugas sebagai Komandan Korem 061/Suryakencana. Karir Kolonel Inf Agus Sutomo selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Komandan Jenderal Kopassus dan Pangdam Jaya. Kini Kolonel Inf Agus Sutomo telah pensiun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal tepatnya saat bertugas sebagai Irjen Kementerian Pertahanan.

 Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto Tahun 2010

Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2010. Pada saat itu perwira menengah alumni AAL 1988 ini bertugas sebagai Komandan Lanal Batam. Karir Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Kepala Staf Koarmada II dan Komandan Seskoal. Kini Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto telah mencapai pangkat Laksamana Muda dan bertugas sebagai Panglima Koarmada II.

Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandagho (Tahun 2011)

Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandagho dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2011. Pada saat itu perwira menengah alumni AAL 1990 ini bertugas sebagai Komandan Satuan Kopaska. Karir Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandagho selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Komandan Lantamal X/Jayapura. Kini Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandagho telah mencapai pangkat Laksamana pertama dan bertugas sebagai Kepala Staf Koarmada III.

Kolonel Inf Sonny Aprianto (Tahun 2012)

Kolonel Inf Sonny Aprianto dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2012. Pada saat itu perwira menengah alumni Akmil 1990 ini bertugas sebagai Komandan Brigif 1 PIK/Jaya Sakti. Karir Kolonel Inf Sonny Aprianto selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Komandan Korem 031/Wirabima. Kini Kolonel Inf Sonny Aprianto telah mencapai pangkat Mayor Jenderal dan bertugas sebagai Deputi Bidang Kontra Intelijen BIN.

Kolonel (Pnb) Ronald Lucas Siregar (Tahun 2013)

Kolonel (Pnb) Ronald Lucas Siregar dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2013. Pada saat itu perwira menengah alumni AAU 1992 ini bertugas sebagai Dosen Golongan IV Akademi Angkatan Udara (AAU). Karir Kolonel (Pnb) Ronald Lucas Siregar selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Karopam Setmilpres Kemensetneg. Kini Kolonel (Pnb) Ronald Lucas Siregar telah mencapai pangkat Marsekal pertama dan bertugas sebagai Kepala Staf Koopsau III.

Kolonel (Inf) Teguh Pudjo Rumekso (Tahun 2014)

Kolonel Inf Teguh Pudjo Rumekso dipercaya sebagai komandan upacara pada saat penaikan bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada tahun 2014. Pada saat itu perwira menengah alumni Akmil 1991 dan peraih penghargaan Adhi Makayasa ini bertugas sebagai pejabat utama Biro Pengamanan Sekretariat Militer Presiden. Karir Kolonel Inf Teguh Pudjo Rumekso selanjutnya ketika berhasil menjadi perwira tinggi diantaranya menjadi Kasdam VI/Mulawarman. Kini Kolonel Inf Teguh Pudjo Rumekso telah mencapai pangkat Mayor Jenderal dan bertugas sebagai Komandan Puspenerbad.

 

Monday, June 14, 2021

Alumni Sepa Pk yang menjadi Komandan Batalyon

 

Pada tulisan sebelumnya saya sudah menuliskan tentang alumni Sepa Pk yang menjadi Komandan Kodim, namun tidak sedikit pula dari alumni Sepa Pk tersebut yang memegang jabatan sebagai Komandan Batalyon. Jabatan yang umumnya dipegang oleh lulusan dari Akademi Militer (Akmil) tersebut ternyata dipegang pula oleh lulusan dari Sepa Pk, ada yang memegang jabatan di batalyon tempur seperti Yonif dan Yonarhanud hingga jabatan di batalyon kesehatan (Yonkes) bahkan ada pula yang memegang jabatan sebagai komandan batalyon di Kopassus. Beberapa perwira alumni Sepa Pk tersebut tidak hanya memegang jabatan sebagai komandan batalyon di lingkungan TNI-AD saja tetapi ada pula yang menjabat sebagai komandan batalyon di lingkungan TNI-AU. Namun pada tulisan kali ini saya akan menuliskan alumni Sepa Pk yang pernah dan masih memegang jabatan sebagai komandan batalyon tempur.
 

Berikut ini beberapa alumni Sepa Pk yang memegang jabatan sebagai Komandan Batalyon di berbagai wilayah:

1. Letkol Inf. Yudi Gumilar, S.Pd.
Kolonel Inf. Yudi Gumilar, S.Pd. merupakan abituren Sekolah Perwira Prajurit Karier 97 (SePa PK 97) dan alumni dari kampus keguruan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Perwira menengah yang kini bertugas sebagai Kabagdik Pusdikif Pussenif Kodiklatad ini pernah menempati beberapa posisi penting selama bertugas di lingkungan TNI-AD diantaranya pernah memegang jabatan sebagai Komandan Batalyon Infanteri RK 744/SYB dan bertugas memimpin Pasukan Garuda di Lebanon. Selanjutnya pernah bertugas sebagai Komandan Kodim Timor Tengah Utara dan Wakil Asisten Operasi Kasdam IX/Udayana. 
 
2. Letkol Inf. Gambuh Sri Karyanto
Letkol Inf. Gambuh Sri Karyanto merupakan alumni Sekolah Perwira Prajurit Karir (SePa Pk 1998) yang kini bertugas sebagai Wakil Kepala Penerangan Kodam II Sriwijaya. Perwira menengah ini sebelumnya pernah bertugas sebagai Komandan Batalyon Infanteri 144/J dan selanjutnya menjadi Komandan Kodim 0417/Kerinci.
 
3. Letkol Arh. M. Imran, S.Pd.
Letkol Arh. M. Imran, S.Pd. merupakan alumni Sekolah Perwira Prajurit Karir (SePa Pk 1997) yang kini bertugas sebagai Kepala Staf Korem 142/Tatag. Sebelumnya  alumni FKIP Universitas Taddulako ini pernah bertugas sebagai Komandan Batalyon Arhanud 16 yang baru saja dibentuk dan menjadi komandan yang pertama dan selanjutnya pada tahun 2015 bertugas sebagai Komandan Kodim 1418/Mamuju.
 
4. Letkol Inf. Paulus Pandjaitan, S.H.
Letkol Inf. Paulus Pandjaitan, S.H. merupakan abituren Sekolah Perwira Prajurit Karier 2004 (SePa PK 2004) yang lulus dari jurusan hukum Universitas Pelita Harapan. Putra dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tersebut kini bertugas sebagai Komandan Batalyon 32 Grup 3 Kopassus. Perwira menengah ini sebelumnya baru saja menyelesaikan pendidikannya di US Army Commanding General and Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat.
 
5. Letkol Pas Soleh, S.Pd.
Letkol Pas Soleh, S.Pd. merupakan abituren Sekolah Perwira Prajurit Karier 1995 (SePa PK 95) yang pernah bertugas sebagai Komandan Batalyon Komando 465 Paskhas. Sebelumnya jabatan yang pernah dipegang yaitu sebagai Kadisops Lanud Iskandar Muda.
 
6. Kolonel Pas Drs. Sujatmiko
Kolonel Pas Drs. Sujatmiko merupakan abituren Sekolah Perwira Prajurit Karier 1995 (SePa PK 95) yang kini bertugas sebagai Kasubdit Kontra Propaganda BNPT. Sebelumnya perwira menengah ini pernah  bertugas sebagai Komandan Batalyon Komando 466 Paskhas dan pernah pula menjabat sebagai Kasikamhanlan Subdislan Disbangopsau.
 

Itulah beberapa perwira lulusan Prajurit Karir yang pernah dan masih menjabat sebagai komandan batalyon di berbagai wilayah di Indonesia.

(Penulis M. Alfian Nugraha Fauzi)








Thursday, May 6, 2021

Kapal Perang Republik Indonesia yang tenggelam

Peristiwa tenggelamnya kapal selam milik TNI Angkatan Laut yaitu KRI Nanggala 402 yang terjadi di perairan utara Pulau Bali menjadi peristiwa yang tidak terduga sebelumnya mengingat hal tersebut baru pertama kali terjadi di Indonesia. KRI Nanggala 402 yang sebelumnya dinyatakan hilang akhirnya dinyatakan tenggelam setelah ditemukan bukti berupa bangkai kapal selam yang berada di kedalaman 838 meter. Selain itu, tenggelamnya KRI Nanggala 402 menjadi duka bagi bangsa Indonesia khususnya bagi TNI Angkatan Laut mengingat dalam peristiwa tersebut turut pula gugur putra-putra terbaik bangsa yang menjadi awak dari kapal selam yang mendapatkan julukan “Monster Laut” tersebut. Kapal selam yang dibuat di Jerman Barat pada tahun 1977 tersebut tenggelam saat hendak melakukan latihan penembakan torpedo. Sebelum hadirnya tiga kapal selam baru milik TNI Angkatan Laut, bersama saudara kembarnya yakni KRI Cakra 401, KRI Nanggala 402 menjadi andalan utama kapal selam milik TNI Angkatan laut dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

KRI Nanggala 402 sejatinya bukan kapal perang pertama milik TNI Angkatan Laut yang tenggelam, tercatat sejak Indonesia merdeka telah ada beberapa kapal perang milik TNI Angkatan Laut (dahulu bernama ALRI) yang tenggelam. Tenggelamnya kapal-kapal perang tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terlibat langsung dalam pertempuran, kerusakan mesin, terbakar hingga bertabrakan dengan kapal lainnya. Berikut ini adalah beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang tenggelam dari sejak Indonesia merdeka hingga sekarang.

1. KRI Gajah Mada

KRI Gajah Mada merupakan salah satu kapal perang milik ALRI yang sebelumnya adalah sebuah kapal dagang yang dikomandani oleh Lettu Samadikun. KRI Gajah Mada tenggelam setelah sebelumnya ditembak oleh meriam dari kapal perang Angkatan Laut Belanda, HNLMS Kortenaer di perairan Cirebon pada tanggal 5 Januari 1947. Dalam peristiwa tersebut turut gugur pula awak kapal KRI Gajah Mada termasuk Komandan kapal yaitu Lettu Samadikun sedangkan beberapa awak kapal yang selamat ditawan oleh Angkatan Laut Belanda. Jenazah Lettu Samadikun kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cirebon dan untuk menghormati jasa-jasanya maka namanya diabadikan menjadi nama sebuah kapal perang yaitu KRI Samadikun.

2. KRI Hang Tuang

KRI Hang Tuah merupakan salah satu kapal perang milik ALRI yang sebelumnya merupakan armada laut Kerajaan Belanda. KRI Hang Tuah tenggelam di Selat Makassar akibat serangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara Revolusioner Permesta (AUREV) dimana pesawat yang dipiloti oleh seorang yang berkebangsaan Amerika Serikat yaitu Allen Lawrance Pope menjatuhkan bom tepat diatas kapal perang KRI Hang Tuah yang terjadi pada tanggal 28 April 1958 sehingga menyebabkan kapal tersebut terbakar dan tenggelam serta menyebabkan pula beberapa awak kapal yang gugur. Dalam Sejarahnya KRI Hang Tuah merupakan jenis kapal korvet yang dihibahkan oleh Angkatan Laut Kerajaan Belanda pasca diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar. Saat masih berdinas aktif dalam Armada Laut Kerajaan Belanda KRI Hang Tuah bernama HNLMS Morotai yang sebelumnya digunakan pula oleh militer Australia dengan nama HMAS Ipswich dan dibuat di galangan kapal Brisbane, Australia.

3. KRI Macan Tutul

KRI Macan Tutul merupakan kapal perang milik ALRI dengan jenis Motor Torpedo Boat (MTB) yang dibuat di Jerman Barat yang dikomandani oleh Kapten Laut Wiratno. KRI Macan Tutul tenggelam akibat tembakan dari kapal perang Angkatan Laut Belanda yaitu HrMs Evertsen di sekitar perairan Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962. KRI Macan Tutul pada saat itu hendak melakukan sebuah operasi rahasia dimana ikut pula kapal perang lainnya yaitu KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Dalam operasi tersebut ikut pula Deputi Operasi KSAL yaitu Laksamana Yos Sudarso yang berada di KRI Macan Tutul. Namun operasi rahasia tersebut terdeteksi oleh pesawat intai Belanda sehingga ketiga kapal tersebut menjadi sasaran patroli Belanda. KRI Macan Tutul tenggelam setelah menyelamatkan dua kapal lainnya sehingga mampu untuk meloloskan diri dari serangan Belanda. Untuk menghormati jasa mereka yang gugur dalam Pertempuran Laut Aru maka nama Laksamana Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno diabadikan menjadi nama kapal perang TNI Angkatan Laut yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Wiratno.

4. KRI Teluk Jakarta

KRI Teluk Jakarta merupakan kapal perang milik ALRI dengan jenis Landing Ship Tank (LST) yang berfungsi sebagai kapal angkut dan pendarat yang dibuat di Jerman. KRI Teluk Jakarta tenggelam setelah mengalami kebocoran di sekitar perairan Pulau Kangean pada tanggal 14 Juli 2020. KRI Teluk Jakarta sebelumnya merupakan armada laut Jerman Timur yang bernama Eisenhuttendstadt, namun pada tahun 1994 dibeli oleh pemerintah Indonesia dan dinamakan KRI Teluk Jakarta.  

5. KRI Nanggala

KRI Nanggala merupakan salah satu kapal selam milik TNI Angkatan Laut yang dibuat di Jerman Barat yang dikomandani oleh Letkol Laut Heri Oktavian. KRI Nanggala tenggelam saat hendak melakukan latihan penembakan torpedo di sebelah utara Pulau Bali pada tanggal 22 April 2021. Dalam latihan penembakan tersebut ikut pula Komandan Satuan Kapal Selam Koarmada II yaitu Kolonel Laut Harry Setyawan yang berada di KRI Nanggala. Setelah sempat dinyatakan hilang, KRI Nanggala ditemukan tenggelam dan 53 awak kapal dinyatakan gugur dan mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.

Para Perwira alumni Akmil & Akpol yang gugur di Poso

Wilayah Poso hingga saat ini masih menjadi daerah operasi yang dilakukan oleh Pasukan TNI/POLRI dalam mengejar sisa pengikut dari gerakan M...