Thursday, May 6, 2021

Kapal Perang Republik Indonesia yang tenggelam

Peristiwa tenggelamnya kapal selam milik TNI Angkatan Laut yaitu KRI Nanggala 402 yang terjadi di perairan utara Pulau Bali menjadi peristiwa yang tidak terduga sebelumnya mengingat hal tersebut baru pertama kali terjadi di Indonesia. KRI Nanggala 402 yang sebelumnya dinyatakan hilang akhirnya dinyatakan tenggelam setelah ditemukan bukti berupa bangkai kapal selam yang berada di kedalaman 838 meter. Selain itu, tenggelamnya KRI Nanggala 402 menjadi duka bagi bangsa Indonesia khususnya bagi TNI Angkatan Laut mengingat dalam peristiwa tersebut turut pula gugur putra-putra terbaik bangsa yang menjadi awak dari kapal selam yang mendapatkan julukan “Monster Laut” tersebut. Kapal selam yang dibuat di Jerman Barat pada tahun 1977 tersebut tenggelam saat hendak melakukan latihan penembakan torpedo. Sebelum hadirnya tiga kapal selam baru milik TNI Angkatan Laut, bersama saudara kembarnya yakni KRI Cakra 401, KRI Nanggala 402 menjadi andalan utama kapal selam milik TNI Angkatan laut dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

KRI Nanggala 402 sejatinya bukan kapal perang pertama milik TNI Angkatan Laut yang tenggelam, tercatat sejak Indonesia merdeka telah ada beberapa kapal perang milik TNI Angkatan Laut (dahulu bernama ALRI) yang tenggelam. Tenggelamnya kapal-kapal perang tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terlibat langsung dalam pertempuran, kerusakan mesin, terbakar hingga bertabrakan dengan kapal lainnya. Berikut ini adalah beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang tenggelam dari sejak Indonesia merdeka hingga sekarang.

1. KRI Gajah Mada

KRI Gajah Mada merupakan salah satu kapal perang milik ALRI yang sebelumnya adalah sebuah kapal dagang yang dikomandani oleh Lettu Samadikun. KRI Gajah Mada tenggelam setelah sebelumnya ditembak oleh meriam dari kapal perang Angkatan Laut Belanda, HNLMS Kortenaer di perairan Cirebon pada tanggal 5 Januari 1947. Dalam peristiwa tersebut turut gugur pula awak kapal KRI Gajah Mada termasuk Komandan kapal yaitu Lettu Samadikun sedangkan beberapa awak kapal yang selamat ditawan oleh Angkatan Laut Belanda. Jenazah Lettu Samadikun kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cirebon dan untuk menghormati jasa-jasanya maka namanya diabadikan menjadi nama sebuah kapal perang yaitu KRI Samadikun.

2. KRI Hang Tuang

KRI Hang Tuah merupakan salah satu kapal perang milik ALRI yang sebelumnya merupakan armada laut Kerajaan Belanda. KRI Hang Tuah tenggelam di Selat Makassar akibat serangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara Revolusioner Permesta (AUREV) dimana pesawat yang dipiloti oleh seorang yang berkebangsaan Amerika Serikat yaitu Allen Lawrance Pope menjatuhkan bom tepat diatas kapal perang KRI Hang Tuah yang terjadi pada tanggal 28 April 1958 sehingga menyebabkan kapal tersebut terbakar dan tenggelam serta menyebabkan pula beberapa awak kapal yang gugur. Dalam Sejarahnya KRI Hang Tuah merupakan jenis kapal korvet yang dihibahkan oleh Angkatan Laut Kerajaan Belanda pasca diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar. Saat masih berdinas aktif dalam Armada Laut Kerajaan Belanda KRI Hang Tuah bernama HNLMS Morotai yang sebelumnya digunakan pula oleh militer Australia dengan nama HMAS Ipswich dan dibuat di galangan kapal Brisbane, Australia.

3. KRI Macan Tutul

KRI Macan Tutul merupakan kapal perang milik ALRI dengan jenis Motor Torpedo Boat (MTB) yang dibuat di Jerman Barat yang dikomandani oleh Kapten Laut Wiratno. KRI Macan Tutul tenggelam akibat tembakan dari kapal perang Angkatan Laut Belanda yaitu HrMs Evertsen di sekitar perairan Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962. KRI Macan Tutul pada saat itu hendak melakukan sebuah operasi rahasia dimana ikut pula kapal perang lainnya yaitu KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Dalam operasi tersebut ikut pula Deputi Operasi KSAL yaitu Laksamana Yos Sudarso yang berada di KRI Macan Tutul. Namun operasi rahasia tersebut terdeteksi oleh pesawat intai Belanda sehingga ketiga kapal tersebut menjadi sasaran patroli Belanda. KRI Macan Tutul tenggelam setelah menyelamatkan dua kapal lainnya sehingga mampu untuk meloloskan diri dari serangan Belanda. Untuk menghormati jasa mereka yang gugur dalam Pertempuran Laut Aru maka nama Laksamana Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno diabadikan menjadi nama kapal perang TNI Angkatan Laut yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Wiratno.

4. KRI Teluk Jakarta

KRI Teluk Jakarta merupakan kapal perang milik ALRI dengan jenis Landing Ship Tank (LST) yang berfungsi sebagai kapal angkut dan pendarat yang dibuat di Jerman. KRI Teluk Jakarta tenggelam setelah mengalami kebocoran di sekitar perairan Pulau Kangean pada tanggal 14 Juli 2020. KRI Teluk Jakarta sebelumnya merupakan armada laut Jerman Timur yang bernama Eisenhuttendstadt, namun pada tahun 1994 dibeli oleh pemerintah Indonesia dan dinamakan KRI Teluk Jakarta.  

5. KRI Nanggala

KRI Nanggala merupakan salah satu kapal selam milik TNI Angkatan Laut yang dibuat di Jerman Barat yang dikomandani oleh Letkol Laut Heri Oktavian. KRI Nanggala tenggelam saat hendak melakukan latihan penembakan torpedo di sebelah utara Pulau Bali pada tanggal 22 April 2021. Dalam latihan penembakan tersebut ikut pula Komandan Satuan Kapal Selam Koarmada II yaitu Kolonel Laut Harry Setyawan yang berada di KRI Nanggala. Setelah sempat dinyatakan hilang, KRI Nanggala ditemukan tenggelam dan 53 awak kapal dinyatakan gugur dan mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.

Para Perwira alumni Akmil & Akpol yang gugur di Poso

Wilayah Poso hingga saat ini masih menjadi daerah operasi yang dilakukan oleh Pasukan TNI/POLRI dalam mengejar sisa pengikut dari gerakan M...