Pada saat Idul Adha
kemarin saya dan keluarga berkunjung ke Sukabumi untuk merayakan lebaran haji
disana sekaligus mengunjungi keluarga ayah saya. Maklum sudah hampir tiga tahun
kami sekeluarga tidak mengunjungi saudara kami di Sukabumi tepatnya di daerah
Cibadak. Saya jelas sangat senang sekali
begitu tahu kami akan ke Sukabumi, soalnya bisa sambil jalan-jalan juga disana,
hehehe…. Kami berada di Sukabumi selama dua hari satu malam dan berangkat dari
rumah di Tangerang sehari sebelum lebaran, kami pun menginap di rumah uwa.
Besoknya kami pun shalat ied di salah satu masjid di daerah Karang Tengah,
Cibadak. Saya begitu senang bisa shalat ied di Sukabumi karena udaranya sejuk,
maklum kami shalat di lapangan jadi udara pun begitu terasa sejuk. Selain itu
yang bikin senang salah satunya adalah mojang Sukabumi anu geulis pisan yang
pada ikut shalat juga, hehe….
Setelah selesai shalat
saya dan keluarga kemudian pulang ke rumah untuk siap-siap menuju ke rumah
saudara yang lain sekalian mau lihat sapi dipotong. Bayangan saya dari sejak di
Tangerang adalah ingin jalan-jalan setiba di Sukabumi. Tapi ternyata semuanya
batal karena sapi yang dipotong tak kunjung dipotong hingga siang hari sehingga
kami pun batal untuk jalan-jalan ke tempat wisata di Sukabumi yang terkenal
yaitu Pelabuhan Ratu. Rencana tinggal rencana ternyata, singkat cerita
perjalanan ke Pelabuhan Ratu pun batal sampai ketika siang harinya kami
memutuskan untuk pulang ke Tangerang untuk menghindari macet. Maklum akses
menuju Jakarta hanya satu dan sering terkena macet makanya kami memutuskan
untuk pulang cepat-cepat. Sebenarnya
kesal juga sih kalau dipikir-pikir maksud hati ingin ke Pelabuhan Ratu tapi
apalah daya.. ya sudahlaahh..
Ketika dalam
perjalanan pulang ke Tangerang, saya teringat akan sebuah situs bersejarah
yang sebelumnya sudah saya ketahui namun
belum pernah sekalipun saya kunjungi. Situs bersejarah itu dahulunya adalah
lokasi tempat pertempuran antara pejuang kita dengan tentara sekutu/inggris pada
tahun 1945. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Peristiwa Bojongkokosan atau
Pertempuran Bojongkokosan. Langsung saja saya memberitahu orang tua dan adik
saya untuk berkunjung ke lokasi itu dan ternyata mereka semua mengiyakan, saya
sangat senang sekali mendengarnya maklum saya ini sangat menyukai sejarah.
Setelah beberapa saat kami pun tiba di lokasi tersebut dan langsung masuk ke
area situs tersebut. Ternyata lokasi tersebut dijadikan ajang muda-mudi untuk
memadu kasih, memang bikin iri saja mereka, hehehe…
Begitu masuk ke situs
tersebut langsung saja saya mengabadikan semua yang ada di lokasi tersebut. Di
situs itu terdapat monumen perjuangan ketika menghadapi tentara sekutu pada
saat itu kemudian terdapat pula replika tank yang terdapat di area tersebut.
Ternyata di lokasi situs tersebut terdapat juga museum yang mempunyai koleksi
diantaranya adalah senjata kuno kemudian foto-foto pelaku pertempuran
bojongkokosan kemudian diorama pertempuran dan nama-nama pejuang yang gugur
dalam peristiwa tersebut. Lokasi situs bojongkokosan tersebut sangat sejuk
karena memang terdapat hutan yang dikelola oleh petugas museum, hanya memang
ada beberapa yang perlu diperhatikan oleh pemerintah mengenai lokasi situs
bersejarah tersebut yang kurang begitu terawat. Mudah-mudahan pemerintah ke
depannya dapat memperhatikan situs ini.
Akhirnya kunjungan saya ke museum pun berakhir setelah sebelumnya melihat-lihat apa saja yang ada
di museum tersebut. Kegagalan menuju Pelabuhan Ratu pun terobati dengan
berkunjung ke situs Bojongkokosan dan rasa penasaran selama bertahun-tahun pun
terlaksana sudah. Saya sekeluarga kemudian meninggalkan lokasi menuju Tangerang
kembali dengan perasaan yang senang dan berharap suatu saat bisa kembali
berkunjung ke Bojongkokosan lagi.
No comments:
Post a Comment