Bank Indonesia
baru-baru ini mengeluarkan pecahan uang kertas dan logam baru nominal Rp.
100.000 hingga Rp. 100, dalam pecahan uang baru tersebut gambar depan uang akan dihiasi oleh figur
pahlawan yang semuanya baru diluncurkan kecuali pecahan uang Rp. 100.000 yang
tetap dihiasi oleh Sukarno-Hatta. Figur pahlawan yang terdapat di dalam uang
baru ini merupakan representasi dari wilayah Indonesia yang tersebar darii
Sabang sampai Merauke. Dalam pecahan uang baru ini pahlawan nasional yang
berasal dari Papua akan menghiasi uang nominal Rp. 10.000, pahlawan tersebut
bernama Frans Kaisiepo.
Frans Kaisiepo
lahir di Biak pada tanggal 10 Oktober 1921 dan ketika Papua masih berada
dibawah cengkeraman Belanda, ia berjuang agar Papua menjadi bagian dari
Indonesia. Perjuangan Frans agar tanah kelahirannya menjadi bagian dari
Indonesia baru terlaksana setelah dekade 60-an saat Papua yang kemudian dikenal
dengan Irian Jaya menjadi Provinsi ke-26 Indonesia. Frans selanjutnya menjabat
sebagai Gubernur Irian Jaya tahun 1964-1973 dan sempat pula menjadi anggota MPR
RI dan anggota Hakim Tertinggi Dewan pertimbangan Agung. Pada tanggal 10 April
1979, Frans wafat dan dimakamkan di TMP Cenderawasih di kota Jayapura.
Untuk mengenang
jasa-jasa Frans Kaisiepo maka pada tanggal 14 September 1993, ia ditetapkan
sebagai Pahlawan Nasional melalui SK
Presiden: Keppres No. 077/TK/1993. Selanjutnya nama Frans diabadikan menjadi
nama bandara di tanah kelahirannya Biak yaitu Bandara Frans Kaisiepo, namanya
diabadikan pula menjadi nama kapal perang TNI-AL dengan nama KRI Frans
Kaisiepo. Selain itu wajah Frans pernah diabadikan pula dalam prangko yang
dikeluarkan pada tahun 1999 dan kini untuk pertama kalinya wajah Frans akan
menghiasi uang pecahan Rp.10.000 yang telah dikeluarkan pada tahun 2016 ini. Selain
Frans Kaisiepo tercatat ada tiga tokoh asal Papua yang ditetapkan sebagai
pahlawan nasional yaitu Silas Papare, Marthen Indey dan Johanes Abraham Dimara.
Silas Papare namanya diabadikan menjadi nama kapal perang TNI-AL dengan nama
KRI Silas Papare sedangkan Marthen Indey namanya diabadikan menjadi nama rumah
sakit tentara di kota Jayapura yaitu Rumkit Tk II Marthen Indey.
Kemunculan wajah
Frans Kaisiepo dalam pecahan uang kertas yang baru ini memang menimbulkan pro
dan kontra di berbagai kalangan masyarakat bahkan tidak sedikit pula masyarakat
yang “membully” sosok pahlawan ini. Dengan munculnya beragam reaksi masyarakat
tersebut, sepatutnya kita sebagai warga Negara yang baik harus menghargai
setiap jasa para pahlawan yang telah berjuang demi bangsa dan Negara ini.
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke tentu akan diperjuangkan
oleh masyarakat yang berasal dari latar
belakang yang berbeda dengan tujuan hanya satu yaitu Indonesia Merdeka. Harus
diingat pula bahwa bangsa ini tidak hanya didirikan oleh satu golongan saja
tetapi juga oleh berbagai macam golongan, semboyan Negara kita yaitu “Bhineka Tunggal
Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua sudah menjadi refleksi
betapa keberagaman di Indonesia harus selalu kita junjung tinggi.
Saya memiliki
argumen tersendiri terhadap kemunculan seorang Frans Kaisiepo dalam pecahan
uang kertas yang baru ini. Menurut saya dengan adanya pahlawan nasional yang
berasal dari Papua menandakan bahwa Papua sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena secara tidak langsung
uang tersebut akan digunakan di seluruh wilayah Indonesia, selain itu hal ini
tentunya akan semakin membuat masyarakat Papua bangga karena salah satu tokoh
masyarakatnya mendapatkan kehormatan muncul dalam pecahan uang kertas yang
baru. Terakhir yang bisa saya katakan bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang mau menghargai
jasa para pahlawannya dan jasa-jasa Frans Kaisiepo pada masa lalu itulah yang
sudah sepatutnya harusnya selalu kita kenang.
No comments:
Post a Comment